PENJERNIHAN AIR
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui batas dosis koagulan yang baik digunakan untuk proses penjernihan air
Mengetahui peranan tawas dalam penjernihan air
Mengetahui proses penjernihan air dengan metoda Koagulasi
II. LANDASAN TEORI
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah dan berawa seperti di Sumatera dan Kalimantan menghadapi kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga, terutama air minum. Hal ini karena sumber air di daerah tersebut adalah air gambut yang berdasarkan parameter baku mutu air tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih.
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Oh ya jangan tertukar dengan istilah Kaporit ya, yang digunakan untuk mematikan bakteri pada air.
Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna.Tawas juga digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau badan.
Apabila umpan ketel masih mengandung zat – zat yang tidak diinginkan, dapat menimbulkan kerak dalam ketel dan akan menghambat proses pemindahan panas. Maka untuk air yang akan dijadikan ketel terlebih dahulu perlu diolah agar ketel dan semua bagian yang bersentuhan dengan air boiler tetap bersih dan juga untuk mendapatkan steam yang besih pula.
Pada proses ini akan dilakukan proses dengan metoda koagulasi. Jenis koagulan yang digunakan antara lain tawas, FeCl3, FeSO4, dan PAC, dimana koagulan ini dapat menbentuk endapan berupa jelly yang akan mengikat zat terlarut, koloid serta zat organic sehingga membentuk partikel besar yang akhirnya mengendap.
Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel – partikel dalam koloid. Stabilitas partikel – patikel bahan pencemar ini disebakan oleh:
1. Partikel – partikel kecil ini terlalu ringan mengendap dalam waktu yang pendek (beberapa jam).
2. Partikel – partikel tidak dapat menyatu,bergabung dan beray, karena muatan elektris pada permukaan, elector statis antara muatan partikel satu dan yang lainnya.stabilitas partikel – partikel bahan pencemar ini dapat dengan pembubuh koagulan. Dalam proses penjrnihan air secarakimia melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi.(aleart & santika, 1984).
Proses koagulasi adalah suatu proses pertumbuhan dan pencampuran dilakukan secara tepat dari suatu proses koagulan, stabilitas dan partikel – partikel koloid tersuspensi, serta agregasi awal dari partikel – partikel terstabilitasi (reynold, 1982).
Partikel – partikel koloid yang terbentuk umumnya terlalu sulit untuk dihilangkan jika hanya dengan pengendapan gravitasi. Tetapi apabila koloid – koloid tersebut distabilkan dengan cara agregasi atau koagulasi menjadi partikel lebih besar maka koloid – koloid terssebut dihilangkan dengan cepat.(metclf & eddy, 1978).
Flokulasi merupakakn proses pembentukan dan penggabungan flokdari partikel – partikel tersebut yang menjadikan ukuran dan ukurannya lebih besar sehingga mudah mengendap. Flokulan yang digunakan untuk penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini pengotor banyak mengandung ion positif sehingga dengan penambahan polimer yangbersifat negative dapat mengikat flok leih besar dan proses pengendapan lebih cepat.(soeparman & suparmin ,2002)
III. PROSEDUR KERJA
A. ALAT
Jar tes
Gelas Piala
Pipet Takar
Labu Ukur 50 mL
Pipet Gondok 5 mL, 10 mL
Turbidimeter
B. BAHAN
Sampel Air
Tawas 1 % atau PAC
Hidrazin sulfat
Heksametilen tetranin
C. CARA KERJA
C.1. Koagulasi
Kedalam 6 buah gelas piala 1 L dimasukan contoh aiar 500 mL, tambahkan tawas 1 % sebanyak 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 ; 3,0 mL berturut – turut ke gelas piala tersebut, sambil hidupkan pengaduk pelan – pelan.
Setelah selesai penambahan tawas pada masing – masing gelas piala, aduk cepat selam 1 menit. Kemudian aduk pelan selama 10 menit.
Setelah selesai angkat pengaduk dan biarkan larutan mengendap sempurna.
Tentukan turbidity contoh air pada tiap gelas piala.
C.2. Penentuan turbidi
Buat larutan standar turbidy dengan kosentrasi 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; NTU
Tentukan turbidy larutan standar an contoh air dengan turbidimeter
IV. HASIL & PEMBAHASAN
Penambahan Tawas (mL) | 0,5 | 1,0 | 1,5 | 2,0 | 2,5 | 3,0 |
Absorban (A) | 20,3 | 20,6 | 10,5 | 2,0 | 2,4 | 4,1 |
Larutan standar | 0 | 10 | 20 | 30 | 40 | 50 |
Absorban (A) | 0 | 20,4 | 40,7 | 60,0 | 85,3 | 108,7 |
No | Kosentrasi / NTU | Absorban/ A | X2 | Y2 | X.Y |
1 | 50 | 108,7 | 2500 | 11815,69 | 5435 |
2 | 40 | 85,3 | 1600 | 7276,09 | 3412 |
3 | 30 | 60,0 | 900 | 3600 | 1800 |
4 | 20 | 40,7 | 400 | 1656,49 | 814 |
5 | 10 | 20,4 | 100 | 416,16 | 204 |
∑ | 150 | 315,1 | 5500 | 24764,43 | 11665 |
X rata-rata= 150/5
= 30
Y rata-rata= 315,1/5
= 63,02
b = n∑XY - ∑X.∑Y n∑X2 - ∑(X)2
= 5 x 11665 - 150 x 315,1
5 x 5500 - (150)2
= 58325 - 47265
27500 - 22500
= 11060
5000
= 2,212
a = Y rata-rata – b.X rata-rata
= 63,02 - 2,212 . 30
= 63,02 – 66,36
= -3,34
Konsentrasi sampel
Y = a + bx
2,0 = -3,34 + 2,212 x
X1= X1= 2,414
Pada praktikum penjernihan air ini, sampel yang digunakan adalah air sumur yang kotor. Penambahan tawas pada air pada saat diputar dengan alat jar test bertujuan untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat pada air. Disini kita ditugaskan untuk mencari dan melihat berapa penambahan tawas yang optimum digunakan untuk menjernikan air sumur tersebut. Sebab kekurangan dan kelebihan tawas tidak akan dapat menjernihkan air secara sempurna. Jika dilihat dari data, absorban terkecil terdapat pada penambahan tawas sebanyak 2 mL dengan konsentrasi 2,414.
Air merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi kehidupan selain udara. Namun pada akhir – akhir ini ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyak air yang terkontaminasi, baik dari limbah rumah tangga maupun industry. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah pengolahan air. Pada praktikum ini kami melakukan proses pengolahan air dengan penambahan zat kimia (tawas).
Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air yang bertujuan mengurangi gaya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga partikel – pertikel terebut dapat bergabung menjadi flok – flok kecil atau antara kutub negatif dengan kutub positif dapat bergabung, dengan adanya penambahan tawas air akan menjadi jernih.
Karena tawas merupakan alumunium sulfat yang apabila dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran – kotoran dan mengendapkan kotoran dalan air. Tawaws ini sangat efektif untuk mengendapkan pertikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspense.
Jumlah pemakian tawas tergantung kepada turbidy (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidy air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakaian tawas juga tidak terlepas dari sifat – sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penambahan tawas yang optimum digunakan untuk menjernihkan 500 mL air sumur adalah sebanyak 2 mL tawas 1%
VI. DAFTAR PUSTAKA
http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1031&Itemid=1
Martalius, Ir dan Hafnimardiyanti, M.Si.2010. Penuntun Praktikum Utilitas Industri. ATI : Padang
Suryawiria C.T, Teknologi Penyediaan Air bersih, P.T Rineka Cipta, Jakarta, 1991
Parker w.Hamer, Wastewater System Engineering, Prentice-Hali inc, New Jarsey, 1975.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar